Tausiah Islami Ramadhan Akan Segera Tiba
Assalamualaikum
Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillah, dengan rahmat Allah, Ramadhan
bulan yang mulia, bulan yang agung dan tuannya bulan, akan kembali hadir di
tengah tengah kita. Bulan Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk kita sebagai
muslim meningkatkan produktifitas dan kualitas ibadah. Sesungguhnya Allah ingin
dengan adanya training Ramadhan setiap kita sebagai insan nukmin mengalami
perubahan dan pembaruan diri. Menjadi diri kita yang baru.
Ramadhan adalah momentum terbaik dan terindah penuh
barokah untuk setiapbkita melakukan perbaikan, perubahan, pembaruan dan
loncatan dalam kehidupan.
Ketika Ramadhan tiba Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam
memberi kabar gembira kepada para sahabatnya. Beliau bersabda, "Ramadhan
telah datang pada kalian. Bulan penuh berkah. Bulan yang Allah jadikan puasa
didalamnya fardhu (kewajiban). Shalat di malamnya sebagai amalan sunnah."
Semangat Salafu Shalih Dalam mengisi Ramadhan
Generasi Salafu Shalih atau orang orang shaleh
sebelum kita (generasi sahabat, tabiin, dan pengikut tabiin) adalah orang orang
yang mengetahui betapa berharganya bulan yang penuh berkah ini, mereka
mengawali bulan tersebut dengan penuh keseriusan dan bersungguh sungguh untuk
melakukan amal shalih dengan mengharapkan ridho Allah dan mengharap
ganjarannya. Dan berikut ini gambarannya :
Pertama :
Banyak membaca Al-Quran
Sesungguhnya Jibril alaihissalam menyumak
Al-Quran yang dibacakan Nabi sekali pada setiap tahunnya, dan pada waktu
wafatnya Nabi, Jibril menyimaknya dua kali (Muttafaqun 'Alaihi)
Dan dalam hadits Ibnu Abbas, Bahwasanya
pengkajian terhadap Al-Quran antara Beliau dengan Jibril terjadi pada bulan
Ramadhan. (Muttafaqun 'Alaihi)
Berdasar dalil diatas, para salafu Shalih
sangat bersemangat untuk memperbanyak membaca Al-Quran pada bulan Ramadhan.
Misalnya ; Al-Imam Malik bin Anas jika memasuki
bulan Ramadhan beliau meninggalkan pelajaran hadits dan majlis ahlul ilmi, dan
beliau mengonsentrasikan diri untuk membaca Al-Quran dari mushaf.
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri jika
datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan intuk
membaca Al-Quran. Said bin Zubair mengkhatamkan Al-Quran setiap dua malam.
Zabid Al Yami jika datang
bulan Ramadhan beliau menghadirkan mushaf dan murid muridnya berkumpul di
sekitarnya.
Abu Awanah berkata : Aku menyaksikan Qatadah
mempelajari Al-Quran pada bulan Ramadhan. Qatadah mengkhatamkan Al-Quran pada
hari hari biasa selama 7 hari, jika datang bulan Ramadhan beliau
mengkhatamkannya selama 3 hari, dan pada 10 malam terakhir Ramadhan beliau
mengkhatamkannya pada setiap malam.
Rabi' bin Sulaiman berkata : Dahulu Al-Imam Syafii mengkhatamkan Al-Quran pada bulan Ramadhan sebanya 60 kali,
dan pada setiap bulannya (Selain Ramadhan) sebanyak 30 kali.
Dan Al Imam Muhammad bin Ismail Al Bukharimengkhatamkan Al-Quran pada siang bulan Ramadhan setiap
harinya dan setelah melakukan shalat tarawih beliau mengkhatamkannya setiap 3
malam sekali.
Kedua :
Giat Shalat Malam (Tarawih)
Nabi Shalallahu 'alayhi wa Sallam telah
bersabda : "Barangsiapa yang menegakan bulan Ramadhan, (dan dilakukan)
dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni segala dosanya yang
tlah lalu" (HR. Bukhari)
Imam Al-Shan'aniy, didalam kitabnya
Subulussalam mengatakan : Menegakkan bulan Ramadhan yaitu menegakan malam Ramadhan
dengan shalat atau membaca Al-Quran.
Imam Al-Nawawi berkata : Menegakkan bulan
Ramadhan sudah terpenuhi dengan shalat tarawih, dan itu isyarat tidak
disyaratkan melaksanakan shalat sunnah pada seluruh malam.
Berikut gambaran amalan qiyamu Ramadhan para
salafu shaleh kita :
Al Hasan Al-Bashri berkata : Aku tidak
mendapati suatu ibadah pun yang lebih besar nilainya daripada sahalat pada
pertengahan malam.
Dahulu Syaddad bin Aus jika beranjak untuk
istirahat di ranjangnya, kondisinya seperti biji diatas penggorengan (yakni
tidak tenang) kemudian berdoa : Ya Allah! Sesungguhnya jahannam (terus
mengancam )! Jangan engkau biarkan aku tidur. Maka beliaupun bangun menuju
tempat shalatnya.
Ketiga :
Dermawan dalam kebaikan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, dia berkata
: Dahulu Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan
dalam memberikan kebaikan, dan sifat dermawan Beliau yang paling besar adalah
ketika Ramadhan. Sesungguhnya Jibril biasa berjumpa dengan beliau, dan jibril
'alaihissalam senantiasa menjumpai beliau setiap malam bulan Ramadhan sampai
selesai (habis bulan Ramadhan), Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam membacakan
padanya Al-Quran. Ketika berjumpa berjumpa dengan Jibril 'alaihissalam Beliau
sangat dermawan kepada kebaikan daripada angin yang berhembus (Muttafaqun
Alaihi)
Adalah Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berpuasa
dan tidak berbuka kecuali bersama orang orang miskin, namun jika keluarganya
menghalangi mereka darinya, maka ia tidak makan pada malam itu. Jika ada
seorang peminta datang kepada beliau dalam keadaan beliau sedang makan, beliau
mengambil bagiannya dan memberikan kepada si peminta tersebut,beliau pun
kembali dan keluarganya telah makan apa yang tersisa di mangkuk tempat makanan.
Maka beliau berpuasa pada pagi harinya dan tidak memakan suatu apapun.
Yunus bi yazid berkata : Dahulu Al Imam Ibnu
Syihab rahimahullah jika memasuki bulan Ramadhan, beliau isi bulan tersebut
dengan membaca Al-Quran dan memberi makan. Hammad bin Abi Salamah rahimahullah
memberi jamuan berbuka pada bulan Ramadhan kepada 500 orang dan setelah 'Idul
Fitri beliau memberi masing-masing mereka dengan 100 dirham.
Keempat :
Menjaga lisan dan sedikit bicara
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dia berkata
Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam bersabda
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang haram dan melakukan
perbuatan haram, maka Allah tidak butuh kepada jerih payahnya meninggalkan
makan dan minumnya. (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
: "Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa, maka
janganlah berbuat keji ataupun bertindak jahil, jika ada yang mencelanya atau
memusuhinya, maka katakanlah: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa."
(HR. Muslim)
'Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata
: " Bukanlah puasa itu sebatas menahan diri dari makan dan minum saja,
akan tetapi puasa itu menahan diri dari perkataan dusta, perbuatan jahil,
sia-sia, dan sumpah yang tidak ada gunanya.
(HR. Ibnu Abi Syaibah)
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, dia
berkata : "Sesungguhnya puasa itu tidaklah sebatas menahan diri dari makan
dan minum saja, akan tetapi puasa itu menahan diri dari perkataan dusta,
perbuatan batil dan sia-sia. (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Dan dari mujahid, dia berkata : "Ada dua
perangai yang barangsiapa menjaga diri darinya, puasanya akan selamat, yakni
(1) ghibah, dan (2) berdusta." (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Selain amalan-amalan diatas, disebutkan dalam
beberapa riwayat bahwa shalfu shaleh sedikit makan saat Ramadhan, mereka tidak
berlebihan saat makan, khusunya saat berbuka mereka makan secukupnya.
Mudah-mudahan Allah memberikan kita taufiq untuk bisa mengikuti jalan hidup
mereka Aamiin.
Baca juga fiqih amal tentang Perusak Pahala Puasa Kita
Baca juga fiqih amal tentang Perusak Pahala Puasa Kita
Demikian, semoga bermanfaat bagi umat.
Silakan untuk dishare lagi article ini supaya temen-temen yang lain juga mendapat manfaatnya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Silakan untuk dishare lagi article ini supaya temen-temen yang lain juga mendapat manfaatnya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Disusun Oleh : Ustadz Romli Mustofa
Ditulis Oleh : Nanang Hamid
Comments
Post a Comment
Mohon masukannya untuk perbaikan blog ini