Ketika Allah Mencintai Hambanya
Ketika Allah Mencintai Hambanya
Judul diatas terasa biasa-biasa jika
dibaca oleh orang yang belum mengenal Allah. Judul diatas dianggap using oleh
orang yang sudah merasa mengenal Allah padahal belum.
Dan judul diatas memberikan sedikit
banyak tarikan dan harapan bagi orang yang sedang mengenal dan kasmaran dengan
Allah agar pengenalannya lebih dalam.
Ketika Allah mencintai hambanya.
Ketika Allah; Allah Tuhan pencipta, penguasa dan pengatur manusia dan seluruh
alam semesta. Ketika Allah mencintai hambanya. Ini suatu tema yang luar biasa,
ini sebuah materi yang harus dipelajari oleh siapapun yang menghendaki
kebaikan, dan sungguh ini adalah sebuah rahasia kesuksesan hakiki.
“Dari Abu Hurairah radiallaahu ‘anhu,
dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda : ‘Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka sungguh! Aku
telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub
(mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku
cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah
hamba-Ku(konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku
mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang
digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk
melihat dan tangannya yang digunakan untuk memukul dan kakinya yang
digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan
memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan-Ku niscaya aku akan
melindunginya”. (HR. Bukhari).
Dua jenis wali Allah dan ibadahnya
Hadits diatas menunjukkan bahwa para
wali Allah ada dua macam:
Pertama, mereka yang bertaqarrub kepada
Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah wajib; ini merupakan derajat Muqtashidun,
Ashhab al-Yamin (Orang-orang yang menempuh jalan yang lurus dan menjadi
golongan kanan). Melaksanakan ibadah-ibadah wajib merupakan amalan yang paling
utama sebagaimana diucapkan oleh ‘Umar bin al-Khaththab radhiallaahu ‘anhu :
“seutama-utama amalan adalah melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah,
menjauhi apa yang diharamkan-Nya serta niat yang jujur semata-mata mengharap
ridha-Nya.
Kedua, mereka yang bertaqarrub kepada-Nya,
disamping melaksanakan ibadah-ibadah wajib tersebut, juga bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah dan keta’atan dan menghindari semua
yang dilarang; hal-hal inilah yang memastikan seorang hamba mendapatkan
mahabbah Allah (kecintaan dari-Nya) sebagaimana dalam sabda Rasulullah diatas:
dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepadaKu dengan amalan
sunnah hingga Aku mencintainya”. Ini merupakan derajat saabiqun bilkhoiroot
(orang yang terdepan dalam kebaikan).
Tiga
Jalan Meraih Cinta Allah.
Pertama, melaksanakan ibadah-ibadah wajib yang
sudah diwajibkan oleh Allah Ta’ala sebagaimana yang terdapat dalam penggalan
hadits diatas; “Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekantkan diri
dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa
yang telah Ku-wajibkan kepadanya”.
Yaitu dengan membetulkan dan
meluruskan At-Tahuhid, melaksanakan shalat wajib, zakat wajib, puasa Ramadhan,
haji ke Baitullah Al-Haram, birr al-Walidain (berbakti kepada kedua orangtua),
menyambung rahim (silaturrahim), berakhlaq yang mulia seperti jujur, dermawan,
bertutur kata yang manis, tawadlu, dan lain-lain.
Kedua, menjauhkan diri dari hal-hal yang
diharamkan, baik kecil maupun besar, dan dari apa saja hal-hal makruh yang
sebenarnya mampu dilakukannya.
Ketiga, bertaqarrub kepada Allah dengan
ibadah-ibadah sunnah mulai dari shalat sunnah baik sunnah muqoyyad atau mutlak,
sedekah, puasa, amalan-amalan kebajikan, dzikir, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf
nahi munkar dan lain-lain.
Ketika Allah Mencintai Hambanya
Ketika Allah mencintai hambanya, maka
Allah akan bilang kepada para Malaikat-Nya, Aku mencintai si fulan, maka
cintailah dia oleh kalian, sehingga para malaikatpun mencintai hamba tersebut.
Dan ingat pula, jika Allah sudah jatuh cinta dan ridha kepada hamba-Nya maka
DIA akan memberikan apa yang diminta hamba tersebut. Allah itu penguasa alam
semesta, pemilik langit dan bumi, Dian yang mengendalikan kehidupan ini, Dia
yang menciptakan kematian dan kehidupan. Kebayang betapa indah dan beruntungnya
orang yang kenal dan dekat dengan Allah. Betapa beruntungnya orang yang
dicintai Allah dan menjadi kekasihNya.
Ketika Allah mencintai hambaNya, maka
Allah akan menganugerahinya mahabbah terhadap-Nya, menaati-Nya, bergiat dalam
berzikir dan beribadah kepada-Nya, menenteramkan hatinya untuk selalu melakukan
amalan yang dapat mendekatkan dirinya kepada-Nya. Dengan anugerah itu, maka
orang tersebut berhak menjadi orang yang dekat dengan-Nya dan mendapatkan
keberuntungan di sisi-Nya. Allah Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang
beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak allah
akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang mu’min, yang bersikap
keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas
(Pemberian-Nya) lagi maha mengetahui”. (Q.S al-Ma-idah : 54)
Ketika Allah mencintai hambaNya, maka
Allah akan membimbingnya dan ia hidup diatas petunjuk-Nya, sehingga ia tidak
akan tersesat, segala aktifitasnya jadi kebaikan dan diliputi keberkahan tiada
batas.
Ketika Allah mencintai HambaNya, maka
Allah akan mengabulkan doa-doanya dengan jenis pengabulan yang Dia kehendaki.
Ketika Allah mencintai hambanya maka Allah akan melindunginya saat ia memohon
perlingungan kepada Allah. Kehidupan ini
tidak selalu manis dan mendatar, kadang ada episode pahit, sulit, menanjak,
cemas, takut, susah dan lainnya. Kita pernah mengalami kondisi dikejar dan
dikelilingi oleh permasalahan-permasalahan hidup yang rumit dan komplek, atau
kita mendapat ancaman dari orang lain yang bias membahayakan diri dan keluarga
kita. Di saat seperti itu kita merasakan perlu dan pentingnya pelindung. Dan
ketahuilah Allah adalah sebaik-baiknya dan sehebat hebatnya pelindung. Ketika
Allah melindungi kita, Dia akan mengirim tentara-tentaraNya untuk melindungi
kita. Dia akan memilih dari makhlukNya untuk jadi pelindung dan penolong kita.
Mari legih mengenal Allah dengan
mempelajari ayat-ayatNya, nama dan sifat-sifatNya serta memahami ilmu agama. Mari lebih sering dan banyak
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah-ibadah wajib dan sunnah kita.Mari
kita kembali ke jalan Allah bertaubat kepadaNya. Sungguh beruntung orang yang
mengenal dan rajin mendekatkan diri kepadaNya karena ia akan dicintai Allah. Ia
akan menjadi wali Allah. Mari kembali berharap dan bersemangat, mari kita
menajamkan dan menghidupkan kembali iman kita untuk meyakini kuasaNya, mari
bangun kembali motivasi disertai kerendahan hati untuk mendatangiNya dan
mengetuk pintuNya.
Disusun Oleh : Ustadz Romli Mustofa
Ditulis Oleh : Nanang Hamid
Comments
Post a Comment
Mohon masukannya untuk perbaikan blog ini