Ketika Allah Mencintai Hambanya

Ketika Allah Mencintai Hambanya

Judul diatas terasa biasa-biasa jika dibaca oleh orang yang belum mengenal Allah. Judul diatas dianggap using oleh orang yang sudah merasa mengenal Allah padahal belum.
Dan judul diatas memberikan sedikit banyak tarikan dan harapan bagi orang yang sedang mengenal dan kasmaran dengan Allah agar pengenalannya lebih dalam.
Ketika Allah mencintai hambanya. Ketika Allah; Allah Tuhan pencipta, penguasa dan pengatur manusia dan seluruh alam semesta. Ketika Allah mencintai hambanya. Ini suatu tema yang luar biasa, ini sebuah materi yang harus dipelajari oleh siapapun yang menghendaki kebaikan, dan sungguh ini adalah sebuah rahasia kesuksesan hakiki.
https://tausiah5.blogspot.com


“Dari Abu Hurairah radiallaahu ‘anhu, dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda : ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku(konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakan untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan-Ku niscaya aku akan melindunginya”. (HR. Bukhari).

Dua jenis wali Allah dan ibadahnya
Hadits diatas menunjukkan bahwa para wali Allah ada dua macam:

Pertama, mereka yang bertaqarrub kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah wajib; ini merupakan derajat Muqtashidun, Ashhab al-Yamin (Orang-orang yang menempuh jalan yang lurus dan menjadi golongan kanan). Melaksanakan ibadah-ibadah wajib merupakan amalan yang paling utama sebagaimana diucapkan oleh ‘Umar bin al-Khaththab radhiallaahu ‘anhu : “seutama-utama amalan adalah melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah, menjauhi apa yang diharamkan-Nya serta niat yang jujur semata-mata mengharap ridha-Nya.

Kedua, mereka yang bertaqarrub kepada-Nya, disamping melaksanakan ibadah-ibadah wajib tersebut, juga bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah dan keta’atan dan menghindari semua yang dilarang; hal-hal inilah yang memastikan seorang hamba mendapatkan mahabbah Allah (kecintaan dari-Nya) sebagaimana dalam sabda Rasulullah diatas: dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepadaKu dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya”. Ini merupakan derajat saabiqun bilkhoiroot (orang yang terdepan dalam kebaikan).


Tiga Jalan Meraih Cinta Allah.

Pertama, melaksanakan ibadah-ibadah wajib yang sudah diwajibkan oleh Allah Ta’ala sebagaimana yang terdapat dalam penggalan hadits diatas; “Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekantkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya”.
Yaitu dengan membetulkan dan meluruskan At-Tahuhid, melaksanakan shalat wajib, zakat wajib, puasa Ramadhan, haji ke Baitullah Al-Haram, birr al-Walidain (berbakti kepada kedua orangtua), menyambung rahim (silaturrahim), berakhlaq yang mulia seperti jujur, dermawan, bertutur kata yang manis, tawadlu, dan lain-lain.

Kedua, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan, baik kecil maupun besar, dan dari apa saja hal-hal makruh yang sebenarnya mampu dilakukannya.

Ketiga, bertaqarrub kepada Allah dengan ibadah-ibadah sunnah mulai dari shalat sunnah baik sunnah muqoyyad atau mutlak, sedekah, puasa, amalan-amalan kebajikan, dzikir, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain-lain.

Ketika Allah Mencintai Hambanya
Ketika Allah mencintai hambanya, maka Allah akan bilang kepada para Malaikat-Nya, Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia oleh kalian, sehingga para malaikatpun mencintai hamba tersebut. Dan ingat pula, jika Allah sudah jatuh cinta dan ridha kepada hamba-Nya maka DIA akan memberikan apa yang diminta hamba tersebut. Allah itu penguasa alam semesta, pemilik langit dan bumi, Dian yang mengendalikan kehidupan ini, Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan. Kebayang betapa indah dan beruntungnya orang yang kenal dan dekat dengan Allah. Betapa beruntungnya orang yang dicintai Allah dan menjadi kekasihNya.

Ketika Allah mencintai hambaNya, maka Allah akan menganugerahinya mahabbah terhadap-Nya, menaati-Nya, bergiat dalam berzikir dan beribadah kepada-Nya, menenteramkan hatinya untuk selalu melakukan amalan yang dapat mendekatkan dirinya kepada-Nya. Dengan anugerah itu, maka orang tersebut berhak menjadi orang yang dekat dengan-Nya dan mendapatkan keberuntungan di sisi-Nya. Allah Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi maha mengetahui”. (Q.S al-Ma-idah : 54)

Ketika Allah mencintai hambaNya, maka Allah akan membimbingnya dan ia hidup diatas petunjuk-Nya, sehingga ia tidak akan tersesat, segala aktifitasnya jadi kebaikan dan diliputi keberkahan tiada batas.
Ketika Allah mencintai HambaNya, maka Allah akan mengabulkan doa-doanya dengan jenis pengabulan yang Dia kehendaki. Ketika Allah mencintai hambanya maka Allah akan melindunginya saat ia memohon perlingungan  kepada Allah. Kehidupan ini tidak selalu manis dan mendatar, kadang ada episode pahit, sulit, menanjak, cemas, takut, susah dan lainnya. Kita pernah mengalami kondisi dikejar dan dikelilingi oleh permasalahan-permasalahan hidup yang rumit dan komplek, atau kita mendapat ancaman dari orang lain yang bias membahayakan diri dan keluarga kita. Di saat seperti itu kita merasakan perlu dan pentingnya pelindung. Dan ketahuilah Allah adalah sebaik-baiknya dan sehebat hebatnya pelindung. Ketika Allah melindungi kita, Dia akan mengirim tentara-tentaraNya untuk melindungi kita. Dia akan memilih dari makhlukNya untuk jadi pelindung dan penolong kita.

Mari legih mengenal Allah dengan mempelajari ayat-ayatNya, nama dan sifat-sifatNya serta memahami  ilmu agama. Mari lebih sering dan banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah-ibadah wajib dan sunnah kita.Mari kita kembali ke jalan Allah bertaubat kepadaNya. Sungguh beruntung orang yang mengenal dan rajin mendekatkan diri kepadaNya karena ia akan dicintai Allah. Ia akan menjadi wali Allah. Mari kembali berharap dan bersemangat, mari kita menajamkan dan menghidupkan kembali iman kita untuk meyakini kuasaNya, mari bangun kembali motivasi disertai kerendahan hati untuk mendatangiNya dan mengetuk pintuNya.

Disusun Oleh           : Ustadz Romli Mustofa

Ditulis Oleh             : Nanang Hamid

Comments

Popular Posts