Tausiah Singkat Muhasabah Diri
Muhasabah Diri
Disusun oleh : Ust Muhammad Fauzi Arif
Ditulis oleh : Nanang Hamid
Muhasabah adalah melihat seluruh amalan yang telah diperbuat setiap diri manusia, lalu mengoreksi kesalahan yang dilakukan dan menggantinya dengan amalan shalih.
Muhasabah merupakan hal yang penting dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Muhasabah menyadarkan manusia terhadap kekurangan dirinya, menghentikan mereka dari keterlenaan maksiat, dan menggiring kepada konsistensi menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT.
Allah memerintahkan kita untuk muhasabah diri,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuatnya untuk hari esok (Akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. AL-HASYR : 18-19)
Ayat tersebut adalah dalil agar kita selalu mengoreksi diri (Muhasabah) jika kita tergelincir dalam kesalahan, maka segeralah untuk mengoreksi dan bertaubat, kemudian berpalinglah dari segala perantara yang dapat mengantarkan pada maksiat. Namun jika kita melihat ada kekurangan dalam amalan yang wajib, maka berusahalah untuk memenuhinya dengan sempurna dan meminta pertolongan Allah agar dimudahkan dalam ibadah kepadaNya.
Nabi shallalahu'alaihi wa sallam mengajarkan do'a kepada kita agar dinudahkan dalam ibadah seperti dalam hadits berikut ini :
Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu :
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memegang tangannya lalu berkata,
"Wahai Mu'adz. Janganlah engkau tinggalkan saat di penghujung shalat bacaad doa :
Ya Allah tolonglah aku dalam berzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada Mu (HR. Abu Daud, no 1552; An-Nasa'i, no 1304. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits itu shahih.)
Para sahabat Nabi saw adalah orang-orang shalij dan terbaik dalam mencontoh sunnah beliau. Mereka tidak pernah menutup malam harinua kecuali dengan beribadah dan melakukan muhassabah. Bahkan seorang Abu Bakar mampu menghisab dirinya sendiri sedemikian rupa.
Abu Bakar r.a menjelang akhir hayatnya, ia memanggil putrinya Aisyah radhiyallahu anha. Abu Bakar berkata, "Sesungguhnya semenjak kita menangani urusan kaum Muslimin, tidak pernah makan ( dari dinar dan dirham mereka). Yang kita makan adalah makanan yang keras dan sudah rusak, " (HR. Ahmad).
Demikianlah Abu Bakar menghisab dirinya sendiri. Bahkan sahabat utama Nabi itu tidak memperkenankan Aisyah mengambil apa yanh dimiliki Abu Bakar. Semuanya diminta untuk segera diserahkan kepada Umar bin Khatthab. Tentu langkah Abu Bakar ini sangat berat. Tetapi tatkala muhasabah telah menjadi gaya hidup maka tidak ada yang lebih penting selain menyucikan diri demi ridha Ilahi.
Abu Bakar dan sahabat Nabi yang lainnya benar-benar serius menghisab dirinya. Hal tersebut tidak lain karena hadits Nabi yang berbunyi,
"Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu, dan tentang hartanya, darimana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tubuh dalam hal apa dia gunakan." (HR. Tirmidzi).
Demikian, semoga kita semua bisa melakukan muhasabah diri seperti yang dicontohkan para sahabat nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ditulis oleh : Nanang Hamid
Comments
Post a Comment
Mohon masukannya untuk perbaikan blog ini